Model Pembelajaran
A.
Konsep
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
toturial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya.
Joyce dan Weil (1992) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran
di kelas atau yang lain.
Model
pembelajaran memiliki empat ciri yang tidak dapat ditemukan pada strategi
ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain yaitu : 1) rasional teoritik
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai). 3) tingkah laku pelajar yang diperlukan agar model dapat dilaksanakan
dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
tercapai.
Selain
ciri di atas terdapat dua alasan dari penggunaan model pembalajaran, pertama
yaitu istilah model mempunyai makna lebih luas dari strategi, metode, atau
prosedur. Kedua, model dapat juga berfungsi sebagai sarana komunikasi yang
penting dalam proses mengajar dikelas. Model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek. Diantaranya berdasarkan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, sintaks, dan sifat dari ligkungan belajar
sendiri.
Penggunaan
model pembelajaran yang tepat dapat memungkinkan seorang guru mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sedangkan Sintaks (pola urut) dari suatu model
pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang seharusnya
dilakukan oleh guru, siswa, urutan kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas khusus
yang harus dilakukan siswa. Sebenarnya dari banyaknya model pembelajaran tidak
ada model yang lebih baik dari model yang lainnya. Maka dari itu seorang guru
harus memiliki banyak pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang akan
digunakan.Pertimbangan yang dimaksud antara lain : materi pelajaran yang akan
disampaikan, tingkat perkembangan kognitif siswa, maupun sarana dan fasilitass
yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang
ditetapkan.
B.
Konsep
Model Pengembangan
Clarence
Schauer menyebut pengembangan pembelajaran (pengembangan instruksional) sebagai
perencanaan secara akal sehat untuk mengidentifikasikan masalah belajar dan
mengusahakan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan suatu rencana
terhadap pelaksanaan, evaluasi, uji coba, umpan balik, dan hasilnya. Twelker,
Urbach, dan Buck mendefinisikan pengembangan pembelajaran sebagai cara yang
sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set
bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu. Suparman menyebut
pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematik meliputi
identifikasi masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta
evaluasi terhadap strategi dan bahan instruksional dalam mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien (Suparman, 1991).
Berdasarkan
beberapa pengertian para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu
sistem pembelajaran.
C.
Perbedaan
Model Pembelajaran dengan Model Pengembangan
Model
pembelajaran adalah suatu
pola atau perencanaan
yang di rancang
untuk menciptakan pembelajaran di
kelas secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran
dapat dijadikan sebagai salah
satu cara untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
di kelas. Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual
dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11).
D.
Jenis-jenis
Model Pembelajaran
1.
Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model
Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran.
Beberapa
Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :
1)
Role
Playing
Dalam
buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role
Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice Learning).
Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benada mati.
2)
Problem
Based Intruction (PBI)
Problem-based
instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik
yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah
otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang
topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis
data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah,
bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.
3)
Mind
Mapping (Peta pikiran)
Mind
mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan, cara mudah
untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak (Buzan, 2007:
4). Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar
yang sesuai dengan cara kerja otak. Sugiarto (2004: 75) menyatakan bahwa,
“mind mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas bahan yang perlu
dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
Mind
mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan
seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, mengga- bungkan kerja otak bagian
kiri dan kanan. Dengan mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga
78%. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat
di dalam diri seseorang.
4)
Change
of pairs (Tukar pasangan)
Model
pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas
cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan
nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.
5)
Group
Investigation
Group
Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa
dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
6)
Group
to arround (keliling kelompok)
Model
pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari model
pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.
7)
Snowball
Throwing
Snowball
secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.
Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.
Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode
pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.
Sedangkan
menurut Kisworo metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat
pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke
siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh.
8)
Numbered
Heads Together
Number
Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai
sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan
para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
9)
Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
Pada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke dalam
kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi
materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu
digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini
walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama
untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya.
Model
pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang
dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh
karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling membantu
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
10) Team Game Tournament (TGT)
Model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen
mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa
saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan
kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat
permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil
belajar siswa.
11) Jigsaw
Model
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang
menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil,
seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model
jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara
heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung
jawab secara mandiri.
Dalam
model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
2.
Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model
pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
Di
samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat
cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya
seperti berikut ini :
1) Saat
guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.
2) Saat
guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari
prosedur yang mempunyai struktur jelas.
3) Saat
para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan
terstruktur.
4) Saat
guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan
kegiatan praktek.
5) Saat
guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.
3.
Model
Pembelajaran Terpadu
Model
Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
Menurut
Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model
pembelajaran terpadu, seperti :
1) The
connected model (model terhubung)
2) The
webbed model (model jaring laba-laba)
3) The
integrated model ( model integrasi)
4) The
nested model (model tersarang)
5) The
fragmented model ( model fragmen)
6) The
sequenced model ( model terurut)
7) The
shared model ( model terbagi)
8) The
threaded model (model pasang benang)
9) The
immersed model (model terbenam)
10) The
networked model (model jaringan)
4.
Model
Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)
Model
Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk
membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual
dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk
menjadi pelajar yang mandiri.
5.
Model
Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran
Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran
atau,tema sebuah wacana/kliping.
Dalam
pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab
terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide
untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk
pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus
mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah
menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan
lingkungan.
6.
Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Model
Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang di desain
untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan agar
siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud
yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru
memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal
tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi
yang dijelaskan oleh Guru.
Komentar
Posting Komentar